Arsip

Archive for the ‘Alat musik’ Category

Kesenian Musik “Gazal” ; Harus Dilestarikan!!

September 5, 2011 Tinggalkan komentar

Musik Gazal

Musik Gazal yang merupakan musik asli khas melayu yang dimainkan dengan menggunakan beberapa alat musik seperti harmonium, tabla, marakas, gambus, gitar, biola, tamborin, gendang, dan rebana. Dalam belasan tahun belakangan ini mulai hilang di Ranah Melayu khususnya di Ranah Melayu Riau terutama sekali di Ranah Melayu Inhil yang di boleh dikatakan sangat jarang dimainkan. Baca selengkapnya…

Rebana; digunakan untuk mengiringi tarian dan nyanyian rakyat

September 1, 2011 1 komentar

Rebana Mangkuk

Rebana adalah sejenis gendang satu muka yang digunakan untuk mengiringi tarian dan nyanyian rakyat, disebut juga  Adai-Adai oleh masyarakat Melayu berketurunan Brunei di daerah Papar, Beaufort  dan Sipitang. Rebana dipukul dengan satu tangan seperti juga teknik yang digunakan untuk rebana yang terdapat dalam  ensemble musik sinkretik yang lain. Pukulan rebana serta nyanyian Adai-Adai diadakan untuk merayakan pesta atau menyambut tamu kehormatan. Bagi suku-bangsa Bajau, terdapat juga sejenis rebana (gendang panjang) yang mempunyai satu muka. Gendang itu diposisikan tegak di atas lantai dan dipukul dengan tangan. Gendang ini biasanya digunakan dalam kesenian musik Bertitik untuk memainkan pola pukulan seperti irama Kedidi, Ayas dan Tidong. Baca selengkapnya…

Penggolongan Alat Musik

Agustus 19, 2011 10 komentar

Ilustrasi

Penggolongan alat musik dibedakan menjadi beberapa macam yaitu,

1. Menurut fungsinya

Penggolongan alat musik menurut fungsinya terbagi menjadi tiga yaitu

a. Melodis

Alat musik melodis adalah alat musik yang biasanya membunyikan melodi pada suatu lagu, pada umumnya alat musik ini tidak bisa memainkan kord secara sendirian. Contoh alat musik melodis adalah biola, trupet, recorder, flute. Baca selengkapnya…

Saronen; Instrumen Musik Madura

Agustus 17, 2011 Tinggalkan komentar

Saronen

Ketika anda menyaksikan beberapa atraksi kesenian daerah di Madura, instrumen musik pengiring yang paling dominan adalah Saronen. Instrumen musik ini sangat kompleks dalam penggunaannya. Katakanlah musik serba guna yang mampu menghadirkan berbagai nuansa sesuai dengan kepentingan. Walaupun musik instrumen ini merupakan perpaduan dari beberapa alat musik, namun yang paling dominan adalah liukan-liukan alat tiup berbentuk kerucut sebagai alat musik utama. Alat musik tersebut bernama Saronen. Baca selengkapnya…

Cetik; Alat Musik Tradisional Lampung

Agustus 12, 2011 4 komentar

Cetik

Alat musik tradisional Lampung “Cetik” kini mulai digemari masyarakat Lampung. Alat musik yang terbuat dari bambu itu kini tidak saja dipelajari di sekolah-sekolah formal di Lampung, menjadi kurikulum di Sekolah Tinggi Agama Hindu, melainkan juga sudah berkembang kepada pemakaian sebagai alat musik pengiring ibadah di pura. Baca selengkapnya…

Okulele; Sering juga disebut CUK / JUK

Agustus 11, 2011 Tinggalkan komentar

Okulele

Jenis alat musik Okulele ini tergolong salah satu alat musik Flores yang sangat Khas selain suling, gendang, gong, waning dll. Mula – mula alat musik Okulele ini dibawah masuk  oleh bangsa portugis di Flores pada abad ke-16 sampai 17 bersamaan dengan alat musik harmonika. Selain itu bersamaan dengan Okulele dan harmonika, masuk pula jenis musik keroncong yang menjadi Musik Khas tanah air. Di Flores, masyarakat juga sering menyebut Okulele dengan nama Cuk atau Juk. Baca selengkapnya…

Kategori:Alat musik Tag:, , ,

Talempong

Agustus 6, 2011 Tinggalkan komentar

Alat Musik Talempong

Talempong adalah alat musik tradisional Minangkabau ada yang terbuat dari kuningan dan ada pula dari kayu dan batu. Talempong berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat tangga nada (berbeda-beda). Musik talempong akan berbunyi jika dipukul oleh sepasang kayu. Baca selengkapnya…

Tanjidor; sudah ada sejak abad ke-19

Juli 31, 2011 7 komentar

Tanjidor

Orkes Tanjidor sudah tumbuh sejak abad ke 19, berkembang di daerah pinggiran. Menurut beberapa keterangan, orkes itu berasal dari orkes yang semula dibina dalam lingkungan tuan-tuan tanah, seperti tuan tanah Citeureup, dekat Cibinong.

Pada umumnya alat-alat musik pada orkes Tanjidor terdiri dari alat musik tiup seperti piston (cornet a piston), trombon, tenor, klarinet, bas, dilengkapi dengan alat musik pukul membran yang biasa disebut tambur atau genderang. Dengan peralatan tersebut cukup untuk mengiringi pawai atau mengarak pengantin. Baca selengkapnya…

Rebab; Alat musik dari abad ke-8

Juli 30, 2011 1 komentar

Rebab (Arab الربابة atau ربابة – “busur (instrumen)”),juga rebap, rabab, rebeb, rababah, atau al-rababa) adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang disebut sebagai robab atau rubab).

Baca selengkapnya…

Angklung Kanekes; Digunakan dalam ritus padi

Dalam sajian hiburan, Angklung biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak hujan. Mereka memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-macam lagu, antara lain: Lutung Kasarung, Yandu Bibi, Yandu Sala, Ceuk Arileu, Oray-orayan, Dengdang, Yari Gandang, Oyong-oyong Bangkong, Badan Kula, Kokoloyoran, Ayun-ayunan, Pileuleuyan, Gandrung Manggu, Rujak Gadung, Mulung Muncang, Giler, Ngaranggeong, Aceukna, Marengo, Salak Sadapur, Rangda Ngendong, Celementre, Keupat Reundang, Papacangan, dan Culadi Dengdang. Para penabuh angklung sebanyak delapan orang dan tiga penabuh bedug ukuran kecil membuat posisi berdiri sambil berjalan dalam formasi lingkaran. Sementara itu yang lainnya ada yang ngalage (menari) dengan gerakan tertentu yang telah baku tetapi sederhana. Semuanya dilakukan hanya oleh laki-laki. Hal ini berbeda dengan masyarakat Daduy Dalam, mereka dibatasi oleh adat dengan berbagai aturan pamali (pantangan; tabu), tidak boleh melakukan hal-hal kesenangan duniawi yang berlebihan. Kesenian semata-mata dilakukan untuk keperluan ritual. Baca selengkapnya…